Masa Kepimpinan Sapuan-Wasri, Membangun Tidak Secara Politik,Tetapi Secara Kemanusiaan,Ucap Hati Sutoyo.

Mukomuko, Masyarakat harus tau, keinginan Pak Sapuan menjadi bupati bukan untuk mengejar kekayaan melainkan ingin membangun Kabupaten Mukomuko yang lebih baik. Masalah kekayaan, Pak Sapuan tujuh turunan mungkin tidak habis.

Hal tersebut dinyatakan oleh Sutoyo, tokoh masyarakat Kecamatan Air Rami saat berbincang dengan para awak media di kediamannya di Desa Makmur Jaya, Kecamatan Air Rami, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, Senin (4/11/2024).

“Bagi saya, tidak ada beban untuk menilai seorang pemimpin. Karena saya bukan seorang pejabat, juga bukan pemain proyek.Jadi kalau baik saya bilang baik. Kalau jelek saya bilang jelek sekalipun dibenci bagi saya tidak pengaruh,” kata Sutoyo.

Bagi Sutoyo, pak Sapuan seorang pemimpin yang bagus, meskipun kepemimpinannya hanya 3,5 tahun dan setelah dilantik juga dihadapkan dengan Covid selama 2 tahun tapi capaian kinerjanya cukup banyak.

“Alasan saya mendukung Sapuan banyak, pertama pembangunan Rumah Sakit Pratama di Air Buluh yang puluhan tahun didambakan masyarakat terealisasi dimasa Sapuan. Kedua, Sutet itu dimasa Sapuan, Hotmix SP 8 Malin Deman itu juga dimasa Pak Sapuan. Terus Dermaga walaupun belum selesai. Dermaga itu kan untuk orang banyak. Kalau itu berhasil, secara otomatis harga Sawit di Mukomuko semakin meningkat,” ujar Sutoyo.

Sutoyo, juga menepis terkait isu yang menyebut pak Sapuan tidak dekat dengan masyarakat. Mestinya kata Sutoyo, masyarakat harus tau APBD Kabupaten Mukomuko itu berapa. Kalau hanya mengandalkan APBD tanpa pak Sapuan rajin ke pusat kapan Kabupaten Mukomuko bisa membangun.

Menurutnya, bupati itu ibarat kepala keluarga dalam rumah tangga yang selalu berusaha dan bekerja keras guna memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

Begitu juga dengan Pak Sapuan pergi ke Jakarta bukan sekedar jalan-jalan atau tapi memperjuangkan anggaran dari pemerintah pusat untuk dibawa ke Kabupaten Mukomuko memenuhi kepentingan orang banyak.

“Makanya kalau ada yang menjelek- jelekkan pak Sapuan yang menyebut tidak dekat dengan masyarakat justru yang mengatakan itu saya salahkan. Masyarakat mesti tau, Pak Sapuan itu pemimpin yang komitmen, kalau baik Dia bilang baik, kalau jelek Dia bilang jelek dan kalau gak bisa Dia bilang gak bisa,” ujar Sutoyo.

Yang perlu diapresiasi lagi kata Sutoyo, Pak Sapuan membangun tidak secara politik tetapi secara kemanusiaan.

“Contohnya di SP 8 Malin Deman, walaupun perolehan suara sangat sedikit pada saat Pilbup periode lalu, namun kini jalan sampai ujung SP 8 sudah mulus. Jadi kalau ada yang bilang Pak Sapuan tidak dekat dengan masyarakatnya itu salah. Justru sebaliknya Pak Sapuan lah yang sayang dengan masyarakat. Buktinya ditengah keterbatasan APBD, Pak Sapuan berusaha keras memperjuangkan anggaran dari pusat demi untuk memenuhi kebutuhan orang banyak.” Terang Sutoyo.

Laporan rilis: (DB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *